Langsung ke konten utama

Kisah Tentang Perfilman




 

Nama              : Rika Sholehah

NIM                : 1174020141

Kelas               : KPI 7 D

Email              : rikasholehah20@gmail.com

 

PENGALAMAN TENTANG FILM/ PERFILMAN

 Assalamualaikum, Hiii,, perkenalkan namaku Rika, aku sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) SGD Bandung, dengan jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam (KPI) Semester 7. Okey langsung saja, pada kesempatan kali ini aku akan membahas pengalaman pribadi mengenai film atau ferfilman, mulai dari hanya sesekali menonton sampai ketagihan nonton terus, karena banyak hal positif yang bisa kita ambil.

Pertama kali nonton film itu waktu aku masih SD (Sekolah Dasar) mugkin rata-rata kebanyakan orang juga sama kayanya, tapi aku lupa judul film yang ditonton, seingatnya itu setiap ada waktu kosong pulang sekolah pasti kita sekelas nonton film dulu, baru deh pulang kerumah masing-masing hehe.. biasa masa kanak-kanak jangan dicontoh yah, semenjak MAN baru deh sering nonton lagi, entah di bioskop, di kelas bareng temen-temen, atau streaming sendiri, tapi untuk mendownload aku belum pernah, paling ya.. dikasih temen.

Pada masa SLTP-SLTA yang ditonton film tentang zombie, cinta-cintaan gitu hehe,, terus film thailand yang terkenal sekali judulnya “Pee mak”, biasalah masih zaman-zamannya labil jadi itu yang ditonton, tapi semenjak kuliah di jurusan komunikasi, lebih memfilter film-film yang ditonton, yang di dalamnya banyak hal positif yang bisa diambil, seperti ‘Perempuan Berkalung Sorban, Ayat-Ayat Cinta 2, Imperfect, NKCTHI, Orang Kaya Baru, Cinta Laki-Laki Biasa, Wedding Agreement,” dan masih banyak lagi. Aku pribadi lebih suka film-film bernuansa drama, romantic, family, persahabatan, comedy, dan horor. Dibanding film bergendre ection.

Tidak hanya film dalam negri, aku juga sering menonton film dari luar, seperti India, Korean, Thailand, & Cina, film yang ditonton bernuansa pesan Islami, hal positif, atau pembelajaran, yang dapat diambil untuk kehidupan sehari-hari

Biasanya, setelah menonton film, yang banyak manfaatnya, pasti merasakan sesuatu yang lebih baik, mulai dari mental, fisik atau lain sebagainya, apalagi film yang bisa dirasakan atau kisahnya sesuai dengan apa yang kita alami, tidak jarang  sampai menangis, jika film yang ditonton sangat menyentuh jiwa.

Tidak hanya menonton, aku juga ikut serta dalam membuat film, sudah 3 film dibuat bersama teman-teman dikelas, yaa benar sekali karena tuntutan tugas kuliah, anak komunikasi hehe..

Tapi,, dari sana aku sadar bahwa membuat suatu karya terlebih film, itu bukan hal yang mudah, dan harus diniatkan ikhlas dari hati, bukan hanya karena perihal formalitas tugas saja, karena hal yang dihasilkan juga berpengaruh. Berawal dari tugas, akhirnya jadi mencintai dunia perfilman dan sangat ingin ikut serta dalam membuat sebuah film, terlebih bersama produser-produser ternama tanah air. Bismillah aja dulu hehe.. 

Okey sampai sini saja, semoga kita semua dengan adanya berbagai film, tidak hanya menonton tetapi juga dapat mengambil pelajaran atau hal positif dalam menjalani kehiupan sehari-hari.


#KPIUINSGDBANDUNG

#KPI17

#Produksisinetron&Filmdakwah




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PPM Rika Sholehah KPI UIN Bandung

 PRODUKSI MANDIRI FILM PENDEK DAKWAH LAPORAN PPM KOMUNIKASI & PENYIARAN ISLAM Oleh : Rika Sholehah 1174020141 Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI D) Fakultas : Dakwah dan Komunikasi Dosen Pembimbing : Dr. Aep Wahyudin, M.Ag. PPM : Produksi Film Mandiri Kondisi Objektif Tempat Syuting Punceling Pass Camping Ground, Lebakmuncang, Kec. Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Tidak banyak yang tahu akan keberadaan salah satu tempat wisata ini di Ciwidey. Berlokasi di lereng Gunung Patuha menjadikan tempat wisata ini sering terlewatkan oleh wisatawan yang hendak berlibur. Memiliki lokasi pemandian air hangat yang terbuka menyatu dengan alam. Untuk fasilitas, ditempat wisata ini sudah cukup memadai mulai dari tersedianya tempat parkir, warung makanan, mushola, area camp untuk keluarga dan beberapa kamar mandi yang dibangun meskipun beberapa kamar mandi ada yang cukup tidak nyaman. Mulai masuk dari tempat tiket, suasana hutan terasa di tempat ini. Tidak ada jalan berbelok, kend

RESENSI FILM "LEVEL 16" Yang mengandung banyak pesan positif

RESENSI FILM LEVEL 16 Nama             : Rika Sholehah (1174020141) Kelas             : KPI 7 D Mata Kuliah : Produksi Sinetron & Film Dakwah (UTS) Dosen Pengampu : M. Sudama Dipawikarta, S.Sos., M.Ag.           Identitas Film: Judul Film    : LEVEL 16 Sutradara    : Danishka Esterhazy Produser      : Judy Holm, Michael Mcnamara, Stephanie Chepelle Penulis          : Danishka Esterhazy Produksi       : Dark Sky Films Liris                 : 1 Maret 2019 Durasi           : 1 jam 42 Menit. Pemain         : Katie Douglas (Vivien dewasa), Celina Martin (Sophia Dewasa), Sara Canning (Miss Brixil) Kiana Madeira (Clara), Amalian Williamson (Rita), Alexis Whelan (Ava), Sara Dasilva (Vivien Kecil), Lori Phun (Shopia Kecil), Peter Outerbridge (Dr.Miro), Vladimir Tsyglian (Alex), dan lain sebagainya. Film yang menggunakan bahasa Inggris ini, berceritakan tentang asrama sekolah, yang seluruh siswanya berjenis kelamin perempuan, mereka diurus dengan kedisiplinan tinggi,

Cepat Tanggap Untuk Palu

Tepat pada tanggal 28 september 2018, beberapa akhir ini palu sedang berduka dengan adanya tsunami dan gempa susulan. Begitu pula dengan banyaknya korban meninggal, luka-luka ringan dan luka parah, tidak hanya itu sudah sama-sama kita ketahui rumah, jalan, fasilitas, gedung sekolah,ibadah dan masih banyak lagi yang sudah porak poranda diterpa tsunami dan gempa. Mereka tinggal ditenda-tenda pengungsian,bersama-sama dengan keadaan yang seadanya, dan masih sangat kurang sekali persediaan yang ada, jadi mari kita bersama-sama membantu saudara kita di palu, untuk sedikit meringankan beban mereka,derita mereka yang telah kehilanga keluarga,harta,dan sebagian besar yang berarti di dalam hidupnya. Misalnya bisa dengan memberi baju layak pakai, makanan, dan donasi-donasi lainnya.             Sekarang sudah banyak para simpatisan yang menyelenggarakan donasi untuk palu, jadi kita bisa dengan mudah sekali menolong mereka Jadi, kita tidak harus ke palu karena mungkin bisa mengganggu waktu atau