RESENSI
FILM LEVEL 16
Nama : Rika Sholehah (1174020141) Kelas : KPI 7 D Mata Kuliah : Produksi Sinetron & Film Dakwah (UTS) Dosen Pengampu : M.
Sudama Dipawikarta, S.Sos., M.Ag. |
Identitas
Film:
Judul
Film : LEVEL 16
Sutradara : Danishka Esterhazy
Produser : Judy Holm, Michael Mcnamara, Stephanie
Chepelle
Penulis : Danishka Esterhazy
Produksi : Dark Sky Films
Liris : 1 Maret 2019
Durasi : 1 jam 42 Menit.
Pemain : Katie Douglas (Vivien dewasa), Celina Martin (Sophia
Dewasa), Sara Canning (Miss Brixil) Kiana Madeira (Clara), Amalian Williamson
(Rita), Alexis Whelan (Ava), Sara Dasilva (Vivien Kecil), Lori Phun (Shopia
Kecil), Peter Outerbridge (Dr.Miro), Vladimir Tsyglian (Alex), dan lain
sebagainya.
Film
yang menggunakan bahasa Inggris ini, berceritakan tentang asrama sekolah, yang
seluruh siswanya berjenis kelamin perempuan, mereka diurus dengan kedisiplinan
tinggi, setiap harinya diberi vitamin agar tubuh, dan wajahnya tetap bagus,
cantik, dan tidak memiliki cacat atau kekurangan satu pun, sedari mereka kecil
hingga usia 17 tahun, mereka tidak pernah sekalipun melihat dunia luar, karena
mereka selalu bedara didalam asrama, bahkan mereka juga belum pernah melihat matahari,
dan bulan. Setelah usia mereka 17 tahun, mereka dijanjikan akan diadopsi oleh
orang tua yang kaya raya, yang menyayangi mereka, didalam sana terdapat 2 orang
perempuan bersahabat vivien dan sophia, salah satu diantara mereka sudah mengetahui
bahwa asrama yang mereka tempati bukanlah asrama sekolah pada umumnya, semua
itu terkuak setelah shopia mengetahui kejanggalan yang ada di dalam asrama
tersebut, karena pada setiap harinya mereka sebelum tidur diwajibkan meminum
pil yang telah disediakan, nemun shopia tidak meminum pil itu, tertanya pil
yang diminum adalah obat tidur, agar hal yang dilakukan oleh miss Brixil
beserta anak buahnya tidak diketahui siapapun, karena pada malam harilah ketika
semua tertidur tanpa bisa bangun dikarenakan pil yang mereka minum, mereka
diperjual belikan kepada orang tua yang katanya akan mengadopsi mereka, namun
kenyataanya orang tua tersebut hanya ingin mengambil kulit wajah mereka, nah
karena itulah akhirnya sophia memberitahukan hal itu semua kepada vivien,
awalnya vivien tidak percaya, tetapi karena ia melakukan apa yang dikatakan
oleh sahabatya itu, akhirnya vivien pun mengetahui apa sebenarnya yang terjadi,
bahwa mereka meminum vitamin, perawatan, dan lain sebagainya bukan untuk
diadopsi oleh orang tua yang kaya raya dan baik hati, tetapi justru untuk
dijual kulit wajah mereka, agar yang membelinya pun kembali muda, cantik, dan
fress lagi.
Akhirnya
vivien dan shopia pun berniat untuk kabur dari asrama itu, dengan penuh
ketegangan, ketakutan, dan pemberanian, akhirnya vivien dan shopia berhasil
kabur dari asrama tersebut bersama teman-temannya, dengan diketahui bahwa
dalang dari ini semua adalah dr.Miro, ia yang meperjual belikan wajah gadis
muda itu kepada perempuan lanjut usia, yang wajahnya sudah tidak muda dan
cantik lagi, namun untuk kabur pun vivien dan shopia bersama teman-temannya
tidak berjalan dengan mudah, dr.Miro dan anak buahnya mengetahui bahwa mereka
telah melarikan diri, dan vivien beserta sgopia pun dimana mereka bersembunyi
disebuah ruangan kecil, dan dr,miro mengetahui bahwa mereka berada didalam
ruangan tersebut, akhirnya vivienpun merusak wajahnya yang sudah diajaga dan
dirawat dengan sangat indah itu, karena vivien beranggapan bahwa jika ia
merusak wajahnya maka ia tidak akan ada harganya lagi, karena sedari awal bahwa
niat mereka membangun asrma tersebut adalah untuk memeprjual belikan wajah
gadis cantik.
Akhrinya
keesokan harinya mereka berhasil ditemukan oleh polisi setempat, dan asrama
tersebut juga diperiksa oleh para polisi. Vivien dan shopia melanjutkan
hidupnya, dan akhirnya mereka dapat melihat matahari, bulan, dan hujan
dihidupnya.
Pesan
positif yang dapat diambil dari film ini adalah, bahwa dalam menjalani hidup
empaty terhadap hal sekitar itu harus dan perlu, rasa peduli antar satu sama
lain harus diterapkan, agar tidak menjadi manusia yang egosi, tanpa memiliki
rasa kepedulian terhadap orang lain, atau hal yang ada disekeliling kita.
Kemudian, rasa syukur dalam menjalani hiduppun harus diterapkan, sebagai umat
manusia, jika kita tidak bisa mengontrol keinginan, hawa nafsu, tidak akan ada
puasnya, baik terhadap harta, kecantikan, keindahan wajah, dan lain sebagainya,
karena sebagus apapun teknologinya, kerutan di wajah, usia yang semakin tua,
tidak dapat dihindari. Jadi intinya rasa syukur dan perduli baik terhadap diri
sendiri, dan sekitar perlu bahkan harus dalam menjalani kehidupan ini.
Kelebihan
dari film ini, dibuat secara maksimal, alur cerita yang bagus, sehingga
penonton bisa merasakan apa yang dirasakan oleh para gadis muda itu, sehingga
penonton dapat merasakan ketegangan, kekesalan, kekecewaan, kesedihan yang ada
di dalam film ini. Kekurangan dari film ini, tidak diceritakan secara rinci
dari mana para gadis itu berasal, dan akhir cerita yang masih menggantung, entah
apakah ada series k2 atau tidak, atau memang sengaja dibuat seperti itu.
Komentar
Posting Komentar